Sabtu, 30 Mei 2015

BAHASA INDONESIA 2 : Catatan Harian Penulisan Ilmiah

Pengertian Karangan Ilmiah
            Ada beberapa definisi tentang karya atau karangan ilmiah. Salah satu diantaranya adalah yang dikemukan oleh Brotowidjoyo (195:8-9), “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan benar”. Sementara menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmuannya.
        Sementara itu, menurut Wikipedia bahasa Indonesia, karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah:
a.    Menyajikan fakta objektif secara sistematis
b.    Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
c.    Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
d.    Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
e.    Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
f.    Tidak emotif menonjolkan perasaan
g.    Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

Macam-Macam Karangan Ilmiah:
1.   Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk memenuhi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana.
2.   Kertas kerja, seperti haknya makalah, kertas kerja juga merupakan karangan ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam di bandingkan analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utanmanya adalah untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
3.    Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Biasanya skripsi ditulis untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
4.  Tesis, adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan bari yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih. Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis biasanya ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua (magister).
5.    Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Intinya disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa dalil disertai pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya. Disertasi merupakan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor.

Penyusunan Sintesis Karangan Ilmiah
          Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1.  Penulis sebagai penyampai pesan
2.  Pesan atau isi tulisan
3.  Saluran atau media berupa tulisan
4.  Pembaca sebagai penerima pesan
            Pengertian Penyusunan Sintesis Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi.
          Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia

Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah
            Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
         Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.
           Dalam karya tulis ilmiah ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
          Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacammacam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
          Jadi kesimpulannya pengertian karya tulis ilmiah adalah tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.

Catatan Harian Penulisan Ilmiah
          Dalam membuat Penulisan Ilmiah, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari permasalahan yang akan dibahas pada Penulisan Ilmiah tersebut. Melihat data statistik penjualan smartphone pada tahun 2014, saya tertarik untuk mencari tahu, mengapa produk iPhone dari Apple mampu bersaing ke dalam peringkat atas dalam banyaknya jumlah unit yang terjual pada tahun 2014. Oleh karena itu, saya mengajukan judul “Faktor-faktor Keputusan Pembelian Smartphone merk iPhone di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma.
            Judul tersebut saya ajukan kepada Bpk. Agus Sulaksono, selaku Dosen Pembimbing Penulisan Ilmiah saya di kampus. Judul yang saya pilih akhirnya disetujui setelah memberikan penjelasan kepada beliau, mengapa saya memilih judul tersebut. Untuk selanjutnya, saya diminta untuk menyerahkan Abstraksi dan BAB 1.
            Setelah menyelesaikan Abstraksi dan BAB  1 yang berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, saya kembali menemui Bpk. Agus di Kampus J1. Beliau memeriksa Abstraksi dan BAB 1 yang saya buat, dan meminta revisi atas tulisan yang saya diserahkan bersama BAB yang lainnya, yaitu BAB 2, BAB 3, BAB 4, dan BAB 5. Itu berarti saya diminta untuk segera menyelesaikan Penulisan Ilmiah tersebut.

            Disela waktu pengerjaan Penulisan Ilmiah, saya sering berkomunikasi dengan beliau untuk menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan Penulisan Ilmiah saya. Beliau merupakan dosen pembimbing yang sangat baik. Beliau banyak memberikan saran, solusi, dan kritik yang membangun kepada saya sampai akhirnya Penulisan Ilmiaah yang saaya buat selesai.

Catatan Harian Penulisan Ilmiah

            Dalam membuat Penulisan Ilmiah, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari permasalahan yang akan dibahas pada Penulisan Ilmiah tersebut. Melihat data statistik penjualan smartphone pada tahun 2014, saya tertarik untuk mencari tahu, mengapa produk iPhone dari Apple mampu bersaing ke dalam peringkat atas dalam banyaknya jumlah unit yang terjual pada tahun 2014. Oleh karena itu, saya mengajukan judul “Faktor-faktor Keputusan Pembelian Smartphone merk iPhone di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma.

            Judul tersebut saya ajukan kepada Bpk. Agus Sulaksono, selaku Dosen Pembimbing Penulisan Ilmiah saya di kampus. Judul yang saya pilih akhirnya disetujui setelah memberikan penjelasan kepada beliau, mengapa saya memilih judul tersebut. Untuk selanjutnya, saya diminta untuk menyerahkan Abstraksi dan BAB 1.

            Setelah menyelesaikan Abstraksi dan BAB  1 yang berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, saya kembali menemui Bpk. Agus di Kampus J1. Beliau memeriksa Abstraksi dan BAB 1 yang saya buat, dan meminta revisi atas tulisan yang saya diserahkan bersama BAB yang lainnya, yaitu BAB 2, BAB 3, BAB 4, dan BAB 5. Itu berarti saya diminta untuk segera menyelesaikan Penulisan Ilmiah tersebut.


            Disela waktu pengerjaan Penulisan Ilmiah, saya sering berkomunikasi dengan beliau untuk menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan Penulisan Ilmiah saya. Beliau merupakan dosen pembimbing yang sangat baik. Beliau banyak memberikan saran, solusi, dan kritik yang membangun kepada saya sampai akhirnya Penulisan Ilmiaah yang saaya buat selesai.

Senin, 20 April 2015

ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dengan berusaha menhubung-hubungkan fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan. Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran akan terlihat dalam pola pikir penyusun karangan itu sendiri.

Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek yaitu :
1.         Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan
2.         Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan
3.         Aspek argumentasi
Aspek argumentasi adalah bagian yang menyatakan fakta , analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
4.         Aspek Teknik Penyusunan
Aspek teknik penyusunan adalah bagaimana pola penyusunan yang dipakai ,apakah digunakan secara konsisten , karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan terknik bersifat baku dan universal
5.         Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa karangan ilmiah harus disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah . Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan  suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis

Sumber : http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html

METODE ILMIAH

Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis yang diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolo berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi teori ilmiah.

Unsur utama metode ilmiah adalah :
- Karakteristik (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal diatas)

Langkah-langkah metode ilmiah :
- Menyusun rumusan masalah
- Menyusun kerangka teori
- Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta            dilapangan
- Merumuskan teori
- Melakukan eksperimen
- Mengolah dan menganalisis data
- Menarik kesimpulan
- Mempublikasikan hasil

KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

1. Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan di tulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan Ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, dalam bidang tertentu, disusun menrut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Ciri-ciri Karangan Ilmiah :
- Objektif  
Menampakan setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkankenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yangdisampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian,siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya
- Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas darikepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karenaitu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
- Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya
- Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif ataudeduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
- Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitumenyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senangseperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
- Tidak Pleonatis
Maksudnya kata-kata yang digunakan  tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau  tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran)
- Bahasa yang digunakan adalah ragam formal

Jenis-jenis Karangan Ilmiah
- Paper/Karya tulis
- Pra Skripsi
- Skripsi
- Thesis
- Desertasi

2. Karangan Non-ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal)

Ciri-ciri Karangan Non-ilmiah
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Gaya bahasa konotatif dan popular
- Tidak memuat hipotesis
- Penyajian di barengi dengan sejarah
- Bersifat imajinatif
- Situasi di dramatisir
- Bersifat persuasif
- Tanpa didukung bukti

Jenis-jenis Karangan Non-ilmiah
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman


Sumber: http://www.academia.edu/8593563/PERBEDAAN_KARYA_ILMIAH_DAN_NON_ILMIAH

Minggu, 29 Maret 2015

Penalaran, Berfikir Deduktif, dan Berfikir Induktif

1. Penalaran
Ada beberapa definisi penalaran menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
-  Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
- Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
- Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis, sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
Kesimpulannya adalah semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Proposisi : ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, Proporsisi sebagai pernyataan yang didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Inferensi dan implikasi : Metode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari  jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Ada dua metode inferensi yang dapat digunakan, yaitu:
Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.

Implikasi : adalah pernyataan majemuk yg menggunakan kata hubung “jika…maka…”disebut implikasi,  pernyataan bersyarat, kondisional atau hypothesical notasi.

Cara Menguji Data : Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara Menguji Fakta : Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi

Cara Menguji Autoritas : Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan
           

2. Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Dalam penalaran deduktif terdapat silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif.
- Silogisme kategoris : adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:
Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
Afdan adalah manusia (premis minor)
Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
- Silogisme hipotesis : adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris.
Contoh silogisme hipotesis:
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
Hari ini tidak hujan (premis minor)
Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).
- Silogisme alternatif : adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif:
Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
- Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.
Contoh:
Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.


3. Penalaran Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Ada 3 macam penalaran induktif :
- Generalisasi : Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada. Generalisasi dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Generalisasi Sempurna, dikarenakan fakta yang diberikan cukup banyak dan      meyakinkan.
Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, baja memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Kesimpulan nya: Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
b. Generalisasi Tidak Sempurna, dikarenakan fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia   adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
- Analogi : Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya. Tujuan dari analogi adalah meramalkan kesamaan, mengelompokkan klasifikasi, menyingkapkan kekeliruan.
Contoh :
Dimas adalah pebisnis kuliner, Dimas berbakat di semua bidang bisnis.
Maman adalah pebisnis kuliner.
Oleh sebab itu, Maman berbakat di semua bidang hiburan.
- Hubungan Kausal : Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat. Kausal terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat : Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai     efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Bokir harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab : Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Lilis patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat : Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.